Jumat, 19 Oktober 2018

Tugas Softskill Manajemen Pemasaran Global


Nama : Fahmi Azis Kurniawan
Kelas  : 4EA14
NPM   : 12215371

Pertemuan IMF-Bank Dunia Tingkatkan Citra Indonesia

            Indonesia mampu mengambil kesempatan emas dalam Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia 2018. Tidak hanya mengenai kesuksesan penyelenggaraan dan ekonomi lokal, tetapi Indonesia juga dapat mendulang investasi langsung dan tak langsung. Selain itu, yang tak kalah penting, mengangkat citra Indonesia di mata dunia. Pertemuan IMF-WB  mendongkrak pariwisata Bali, selain peningkatan kunjungan wisatawan asing, Bali juga diuntungkan dengan pengembangan infrastruktur untuk menyambut pertemuan IMF-WB, yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
            Selain Bali, Indonesia sebagai tuan rumah juga menyiapkan sedikitnya 63 paket wisata unggulan di tujuh destinasi lain yakni Lombok, Yogyakarta, Banyuwangi, Danau Toba, Tana Toraja, dan Komodo-Flores dan Sumba. Studi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan pertemuan global ini akan menambah kedatangan 18.000 orang wisatawan mancanegara plus 1.800 wisatawan nusantara, sehingga pertumbuhan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai 16,4 persen pada 2018. Kegiatan ekonomi juga meningkat sebesar 0,64 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi di Bali diperkirakan pada akhir tahun mencapai 6,54 persen, atau lebih tinggi dari baseline tanpa ada acara pertemuan IMF-Bank Dunia, sebesar 5,9 persen.
            Tambahan sebesar 0,64 persen tersebut antara lain berasal dari pertumbuhan berbagai industri seperti sektor konstruksi 0,26 persen, sektor lain-lain 0,21 persen, hotel 0,12 persen dan sektor makanan serta minuman 0,05 persen. Total penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia ini memberikan sumbangan kepada perekonomian sebesar Rp7,8 triliun yang di antaranya berasal dari kegiatan konstruksi infrastruktur, penyiapan tempat wisata, hotel dan akomodasi serta perdagangan. Namun, potensi pendapatan negara diperkirakan lebih besar dari studi tersebut mengingat jumlah peserta pertemuan mencapai 36 ribu orang, dari estimasi awal 19 ribu orang.
             Bali yang menjadi wajah destinasi pariwisata utama Indonesia akan semakin menjadi primadona pada pertemuan kali ini. Para delegasi tidak akan melewatkan kesempatan untuk melakukan liburan dan berwisata selama di Bali. Bahkan berdasarkan data yang dimiliki Ketua Satuan Tugas Pertemuan IMF dan Bank Dunia 2018, Peter Jacobs menyatakan setidaknya 4.000 delegasi telah mendaftar untuk mengikuti tur di sela-sela pertemuan.
             Diselenggarakannya pertemuan IMF dan Bank Dunia 2018 ini tentu tak hanya akan menarik para delegasi, namun juga menarik para media untuk meliput dan menyorot Indonesia. Dengan demikian, semua mata akan tertuju pada Bali. Tak hanya melalui media, jejaring dunia sosial juga akan ramai dalam membahas dan mengangkat Bali. Sehingga ini akan menjual citra Bali dan menarik wisatawan mancanegara dan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.  Pemerintah juga berupaya untuk memaksimalkan dampak pertemuan IMF-WB 2018 terhadap perekonomian. Hal itu dilakukan dengan mendorong pengeluaran peserta dengan cara memberikan penawaran yang menarik untuk berbelanja, membuka gerai produk lokal yang menarik, dan bekerja sama dengan pihak hotel untuk menawarkan paket wisata selama pertemuan berlangsung.
              Tak hanya itu, pemerintah juga berupaya memaksimalkan kunjungan wisata dengan membuat panduan wisata yang lengkap bagi wisatawan, menggelar agenda pariwisata, dan meningkatkan kesadaran wisatawan terhadap alternatif destinasi wisata baik di Bali maupun di luar Bali. Lebih lanjut, dengan menyukseskan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia pemerintah berharap dapat membangun citra positif bagi Indonesia. Dengan demikian, peserta dapat berkunjung kembali atau merekomendasikan Indonesia sebagai destinasi wisata.
              Keuntungan ekonomi jangka panjang adalah meningkatkan kredibilitas Indonesia di mata dunia dan memperkenalkan destinasi pariwisata bukan hanya Bali, namun berbagai potensi lainnya. Citra Indonesia yang telah dengan baik menyelenggarakan event ini menunjukkan kemampuan dan keramahan sebagai tuan rumah di mata dunia. Daya saing pariwisata Indonesia juga masih terus dapat ditingkatkan terbantu oleh kegiatan acara Asian Games, Asian Para Games, maupun IMF-World Bank Annual Meeting.
               Keberhasilan dalam penyelenggaran ini akan menjadi tiket Indonesia mengusulkan lagi menjadi tuan rumah berbagai event penting baik bersifat reguler maupun temporer. Misalnya, keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade internasional. Indonesia juga dapat mengusulkan diri menjadi tuan rumah KTT G20, dst. Indonesia dapat menjadi rising star dalam penyelenggaran Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Salah satu kendala MICE Indonesia adalah kepercayaan internasional. Padalah MICE merupakan kegiatan wisata yang dapat mendatangkan penerimaan berkali-kali lipat disbanding wisata konvensional. Dengan tiket kepercayaan kali ini, maka potensi MICE Indonesia semakin terbuka.
                Bali sendiri sebagai tuan rumah telah menjadi daya tarik dan perhatian para delegasi untuk segera berkunjung. Hal ini tidak lepas dari kecantikan alam dan budaya Pulau Dewata yang sudah sangat terkenal di dunia di samping berbagai persiapan telah dilakukan dalam menyambut IMF-WB Annual Meetings 2018 ini. Bandara I Gusti Ngurah Rai kini misalnya sedang diperluas apronnya dan diperkirakan rampung pada September 2018. Segala potensi memang harus dioptimalkan agar sesuatu yang dipertaruhkan itu berhasil baik dan mendatangkan citra yang positif bagi wajah pariwisata Indonesia di mata dunia.
               Sebagai warga negara Indonesia, kita patut berbangga. Setelah mengajukan minat pada tahun 2014 dan melalui proses panjang selama setahun penuh, Indonesia akhirnya ditetapkan sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018. Mengalahkan dua kandidat lainnya yaitu Mesir dan Senegal. Indonesia merupakan negara anggota ASEAN-5 keempat yang menjadi tuan rumah setelah Filipina (1976), Thailand (1991), dan Singapura (2006). Unggul dibanding Malaysia yang sampai saat ini belum pernah menjadi tuan rumah. Selain jangka pendek, ada juga berbagai manfaat jangka panjang yang dapat diraih Indonesia. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Pertemuan Tahunan IMF-WB akan mendorong terjadinya perbaikan infrastruktur pariwisata di Bali dan destinasi wisata lainnya. Dampak dari perbaikan infrastruktur ini akan dirasakan tidak hanya selama pertemuan berlangsung, namun juga jauh setelah gelaran usai.
                 Jika anda belum berkesempatan terlibat langsung dalam penyelenggaraan Pertemuan Tahunan WB-IMF 2018, anda dapat memulai dengan hal yang paling sederhana : menjaga citra dan kredibilitas Indonesia di mata dunia. Dengan tidak memberikan komentar negatif apalagi menyebarkan hoax, anda sudah turut serta mendukung kesuksesan acara pertemuan ini. Di bidang perdagangan internasional, Pertemuan Tahunan WB-IMF menjadi ajang yang tepat untuk memasarkan produk unggulan Indonesia di pasar global. Kita berharap produk lokal Indonesia mampu bersaing dengan produk mancanegara, khususnya pada sektor industri kreatif, teknologi finansial, pariwisata dan budaya. Khusus di sektor pariwisata, promosi paket wisata diharapkan akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi utama Indonesia. Persis seperti peribahasa 'laksana jentayu menantikan hujan', kita ingin pariwisata Indonesia senantiasa dirindukan oleh dunia.
                  Kesempatan yang langka ini sudah sepatutnya kita manfaatkan dengan baik melalui persiapan yang matang, terencana, dan terukur. Kita ingin Indonesia dikenal dunia sebagai tuan rumah yang mampu melayani dengan baik. Kuncinya, kita harus mampu mengangkat citra positif Indonesia dan menyentuh kesan terdalam para tamu yang datang, sehingga tidak ragu untuk kembali berkunjung ataupun berinvestasi di Indonesia pasca acara pertemuan usai.