Nama
: Fahmi Azis Kurniawan
Kelas : 4EA14
NPM : 12215371
Pertemuan
IMF-Bank Dunia Tingkatkan Citra Indonesia
Indonesia
mampu mengambil kesempatan emas dalam Pertemuan Tahunan Dana Moneter
Internasional-Bank Dunia 2018. Tidak hanya mengenai kesuksesan penyelenggaraan
dan ekonomi lokal, tetapi Indonesia juga dapat mendulang investasi langsung dan
tak langsung. Selain itu, yang tak kalah penting, mengangkat citra Indonesia di
mata dunia. Pertemuan IMF-WB mendongkrak
pariwisata Bali, selain peningkatan kunjungan wisatawan asing, Bali juga
diuntungkan dengan pengembangan infrastruktur untuk menyambut pertemuan IMF-WB,
yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Selain
Bali, Indonesia sebagai tuan rumah juga menyiapkan sedikitnya 63 paket wisata
unggulan di tujuh destinasi lain yakni Lombok, Yogyakarta, Banyuwangi, Danau
Toba, Tana Toraja, dan Komodo-Flores dan Sumba. Studi Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan pertemuan global ini akan menambah
kedatangan 18.000 orang wisatawan mancanegara plus 1.800 wisatawan nusantara,
sehingga pertumbuhan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai 16,4 persen pada
2018. Kegiatan ekonomi juga meningkat sebesar 0,64 persen, sehingga pertumbuhan
ekonomi di Bali diperkirakan pada akhir tahun mencapai 6,54 persen, atau lebih
tinggi dari baseline tanpa ada acara pertemuan IMF-Bank Dunia, sebesar 5,9
persen.
Tambahan sebesar 0,64 persen
tersebut antara lain berasal dari pertumbuhan berbagai industri seperti sektor
konstruksi 0,26 persen, sektor lain-lain 0,21 persen, hotel 0,12 persen dan
sektor makanan serta minuman 0,05 persen. Total penyelenggaraan Pertemuan
Tahunan IMF-Bank Dunia ini memberikan sumbangan kepada perekonomian sebesar
Rp7,8 triliun yang di antaranya berasal dari kegiatan konstruksi infrastruktur,
penyiapan tempat wisata, hotel dan akomodasi serta perdagangan. Namun, potensi
pendapatan negara diperkirakan lebih besar dari studi tersebut mengingat jumlah
peserta pertemuan mencapai 36 ribu orang, dari estimasi awal 19 ribu orang.
Bali yang menjadi wajah destinasi
pariwisata utama Indonesia akan semakin menjadi primadona pada pertemuan kali
ini. Para delegasi tidak akan melewatkan kesempatan untuk melakukan liburan dan
berwisata selama di Bali. Bahkan berdasarkan data yang dimiliki Ketua Satuan
Tugas Pertemuan IMF dan Bank Dunia 2018, Peter Jacobs menyatakan setidaknya
4.000 delegasi telah mendaftar untuk mengikuti tur di sela-sela pertemuan.
Diselenggarakannya pertemuan IMF
dan Bank Dunia 2018 ini tentu tak hanya akan menarik para delegasi, namun juga
menarik para media untuk meliput dan menyorot Indonesia. Dengan demikian, semua
mata akan tertuju pada Bali. Tak hanya melalui media, jejaring dunia sosial
juga akan ramai dalam membahas dan mengangkat Bali. Sehingga ini akan menjual
citra Bali dan menarik wisatawan mancanegara dan investor asing untuk
menanamkan modalnya di Indonesia. Pemerintah
juga berupaya untuk memaksimalkan dampak pertemuan IMF-WB 2018 terhadap
perekonomian. Hal itu dilakukan dengan mendorong pengeluaran peserta dengan
cara memberikan penawaran yang menarik untuk berbelanja, membuka gerai produk
lokal yang menarik, dan bekerja sama dengan pihak hotel untuk menawarkan paket
wisata selama pertemuan berlangsung.
Tak hanya itu, pemerintah juga berupaya
memaksimalkan kunjungan wisata dengan membuat panduan wisata yang lengkap bagi
wisatawan, menggelar agenda pariwisata, dan meningkatkan kesadaran wisatawan
terhadap alternatif destinasi wisata baik di Bali maupun di luar Bali. Lebih
lanjut, dengan menyukseskan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia pemerintah
berharap dapat membangun citra positif bagi Indonesia. Dengan demikian, peserta
dapat berkunjung kembali atau merekomendasikan Indonesia sebagai destinasi
wisata.
Keuntungan ekonomi jangka panjang
adalah meningkatkan kredibilitas Indonesia di mata dunia dan memperkenalkan
destinasi pariwisata bukan hanya Bali, namun berbagai potensi lainnya. Citra
Indonesia yang telah dengan baik menyelenggarakan event ini menunjukkan
kemampuan dan keramahan sebagai tuan rumah di mata dunia. Daya saing pariwisata
Indonesia juga masih terus dapat ditingkatkan terbantu oleh kegiatan acara
Asian Games, Asian Para Games, maupun IMF-World Bank Annual Meeting.
Keberhasilan dalam
penyelenggaran ini akan menjadi tiket Indonesia mengusulkan lagi menjadi tuan
rumah berbagai event penting baik bersifat reguler maupun temporer. Misalnya,
keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade internasional. Indonesia juga dapat
mengusulkan diri menjadi tuan rumah KTT G20, dst. Indonesia dapat menjadi
rising star dalam penyelenggaran Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition
(MICE). Salah satu kendala MICE Indonesia adalah kepercayaan internasional.
Padalah MICE merupakan kegiatan wisata yang dapat mendatangkan penerimaan
berkali-kali lipat disbanding wisata konvensional. Dengan tiket kepercayaan
kali ini, maka potensi MICE Indonesia semakin terbuka.
Bali sendiri sebagai tuan rumah
telah menjadi daya tarik dan perhatian para delegasi untuk segera berkunjung. Hal
ini tidak lepas dari kecantikan alam dan budaya Pulau Dewata yang sudah sangat
terkenal di dunia di samping berbagai persiapan telah dilakukan dalam menyambut
IMF-WB Annual Meetings 2018 ini. Bandara I Gusti Ngurah Rai kini misalnya
sedang diperluas apronnya dan diperkirakan rampung pada September 2018. Segala potensi memang harus
dioptimalkan agar sesuatu yang dipertaruhkan itu berhasil baik dan mendatangkan
citra yang positif bagi wajah pariwisata Indonesia di mata dunia.
Sebagai warga negara Indonesia,
kita patut berbangga. Setelah mengajukan minat pada tahun 2014 dan melalui
proses panjang selama setahun penuh, Indonesia akhirnya ditetapkan sebagai tuan
rumah Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018. Mengalahkan dua kandidat lainnya yaitu
Mesir dan Senegal. Indonesia merupakan negara anggota ASEAN-5 keempat yang
menjadi tuan rumah setelah Filipina (1976), Thailand (1991), dan Singapura
(2006). Unggul dibanding Malaysia yang sampai saat ini belum pernah menjadi
tuan rumah. Selain jangka pendek, ada juga berbagai manfaat jangka panjang yang
dapat diraih Indonesia. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Pertemuan
Tahunan IMF-WB akan mendorong terjadinya perbaikan infrastruktur pariwisata di
Bali dan destinasi wisata lainnya. Dampak dari perbaikan infrastruktur ini akan
dirasakan tidak hanya selama pertemuan berlangsung, namun juga jauh setelah
gelaran usai.
Jika anda belum berkesempatan
terlibat langsung dalam penyelenggaraan Pertemuan Tahunan WB-IMF 2018, anda
dapat memulai dengan hal yang paling sederhana : menjaga citra dan kredibilitas
Indonesia di mata dunia. Dengan tidak memberikan komentar negatif apalagi
menyebarkan hoax, anda sudah turut serta mendukung kesuksesan acara pertemuan
ini. Di bidang perdagangan internasional, Pertemuan Tahunan WB-IMF menjadi
ajang yang tepat untuk memasarkan produk unggulan Indonesia di pasar global.
Kita berharap produk lokal Indonesia mampu bersaing dengan produk mancanegara,
khususnya pada sektor industri kreatif, teknologi finansial, pariwisata dan
budaya. Khusus di sektor pariwisata, promosi paket wisata diharapkan akan
meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi utama Indonesia. Persis seperti
peribahasa 'laksana jentayu menantikan hujan', kita ingin pariwisata Indonesia
senantiasa dirindukan oleh dunia.
Kesempatan yang langka ini
sudah sepatutnya kita manfaatkan dengan baik melalui persiapan yang matang,
terencana, dan terukur. Kita ingin Indonesia dikenal dunia sebagai tuan rumah
yang mampu melayani dengan baik. Kuncinya, kita harus mampu mengangkat citra
positif Indonesia dan menyentuh kesan terdalam para tamu yang datang, sehingga
tidak ragu untuk kembali berkunjung ataupun berinvestasi di Indonesia pasca
acara pertemuan usai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar